Ambar Triwidodo Membuka IHT SMAN 1 Garawangi
Smagar. In House Training (IHT) untuk tenaga pendidik dan kependidikan SMAN 1 Garawangi dengan tema pengokohan implementasi kurikulum merdeka memasuki tahun kedua penerapan kurikulum mandiri berubah dibuka Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat Ambar Triwidodo, S.Pd., M.Pd. Selasa, 12/6.
Dalam sambutannya kepala KCD Disdik Wilayah X Prov. Jabar memaparkan kebijakan pemprov Jabar di bidang pendidikan.
“Sehebat apapun kurikulum tanpa diiringi dengan perubahan mindset tidak akan berhasil. Mari kita ubah mindset kita untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan meningkatkam 3P yaitu performance, pelayanan, dan prestasi”, ujar Ambar.
Lebih lanjut Ambar mengatakan bahwa kunci sukses ditentukan oleh kejujuran, disiplin, dan interpersonal skill. Hal ini sesuai dengan harapannya untuk mengembalikan ruh kurmer agar siswa memiliki karakter yang diharapkan. Dan sesuai dengan salah satu essensi pendidukan Ki Hajar Dewantara yaitu mewujudkan manusia menjadi manusia merdeka. Merdeka dalam menyampaikan pendapat, mencari nafkah, dll.
Kepala SMAN 1 Garawangi, Indra Gunawan Suryono, S.Si. dalam sambutannya menginformasikan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan SMAN 1 Garawangi. Kedua, bantuan pembangunan dari pemprov untuk menunjang peningkatan performance sekolah dan pelayanan terhadap siswa agar siswa mendapatkan fasilitas yang memadai sesuai dengan kemampuan sekolah. Mereka bisa belajar nyaman dengan fasilitas yang terintegrasi. Ketiga, tahun ajaran baru bekerjasama dengan pihak ketiga untuk membuat Sistem Informasi Managemen untuk kehadiran siswa dan pelaksanaan tes sebagai bentuk implementasi dunia digital.
Materi kedua Refleksi Pembelajaran disampaikan pengawas pembina SMAN 1 Garawangi, Drs. Akhmad Sudrajat, M.Pd. melalui diskusi dan sharing tentang pengalaman selama satu tahun menjalankan kurikulum merdeka. Empat hal yang menjadi bahan diskusi adalah pertama apa yang sudah baik saat ini. Kedua, apa yang perlu ditingkatkan/diperbaiki. Ketiga, strategi apa yang perlu dilakukan. Keempat, aktor (kepsek, guru, siswa, dan orangtua) yang dapat dilibatkan.
“Yang harus dipikirkan adalah bagaimana caranya memahami kurmer, yang tentunya membutuhkan waktu dan kesabaran agar terbiasa. Tetap belajar. Tetap belajar. Dan tetap belajar. Sesuai dengan kutipan Jhon Dewey Kita tidak belajar dari pengalaman tapi kita belajar dari mereflesikan pengalaman”, ucap Akhmad
Akhmad juga mengingatkan tentan 4 tipe pembelajaran. Learning to do, learning to life together, learning to know, dan learning to be.
Hari kedua, peserta menyimak paparan dan membuat perencanaan modul proyek P5 yang dipandu 3 guru yang sudah mengikuti pelatihan di Bandung yaitu Aam Amaliyanti, M.Pd., Yulia Agustuti, S.Pd., dan Yessi Mel Sandi, S.Pd.. Dilanjutkan materi KOSP Kurmer, Assesmen, dan Deferensiasi dari Pengawas SMA KCD Disdik Wilayah X Provinsi Jawa Barat, Susilawati, S.Pd.
Hari ketiga dan keempat membuat modul ajar dan modul perencanaan P5 yang harus diserahkan ke Wakasek Kurikulum.
(Yuniawati)